Belajar Komunikasi Politik
Abstrak: Tulisan ini memuat beberapa sub teori Komunikasi Politik yang telah diajarkan kepada mahasiswa/I ilmu politik yang mengambil mata kuliah Komunikasi Politik pada semester 6 yang di ajarkan oleh Bapak Drs, Burhanudin Haris, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Politik di FISIP Untan Pontianak.
Dalam tulisan ini mencakup Pemahaman tentang Komunikasi Politik, dimensi-dimensi komunikasi, komunikasi politik di Indonesia, dimensi politik, pengertian komunikasi politik, komunikasi politik dalam opini public dan sekaligus membahas opini public dalam demokrasi.
Kata Kunci: dimensi komunikasi, komunikasi politik opini publik
A. Pemahaman Komunikasi Politik
Ada dua konteks yang harus dipahami dalam upaya mempelajari komunikasi politik. Pertama, pemahaman tentang Komunikasi dan kedua tentang politik. Dari kedua konteks tersebut, komunikasi politik sering juga disebut ilmu yang mempelajari komunikasi yang sandarannya adalah ilmu politik. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawai, Komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia (sebagai mahluk sosial) seperti layaknya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi.
Para pakar sepakat bahwa komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi masyarakat. Teori Dasar Biologi menyebutkan bahwa ada dua dorongan manusia berkomunikasi yaitu (1) kebutuhan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan (2) kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Harold D.Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebutkan ada tiga fungsi dasar mengapa manusia perlu berkomunikasi :
1. Hasyrat manusia untuk mengontrol lingkungannya, seperti peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara, menghindari hal-hal yang mengancam alam sekitarnya dsb.
2. Upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya seperti masalah-masalah yang muncul akibat proses alam seperti banjir, gempa dan berbagai perubahan iklim dan sebagainya. Bagaimana menanggulanginya agar kehidupan bermasyarakat tetap berjalan secara harmonis.
3. Upaya manusia untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi seperti melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tata krama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara, media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya. Ketiga Fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat lainnya.
Pengertian komunikasi itu sendiri dapat dijelaskan dalam pemikiran Menurut Sir Gerald Barry berikut ini. Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Selain itu menurut Wilbur Schramm komunikasi juga berasal dari kata Communis (common) yang artinya “sama” (Meinanda, Teguh.1981:1). Jadi Komunikasi dapat diartikan bahwa seseorang berupaya menyampaikan atau memberitahukan tentang sesuatu hal/pesan/berita kepada orang lain yang intinya menginginkan terjadinya kesamaan persepsi.
Unsur-unsur komunikasi tersebut : (1) Source atau sumber/komunikator (2) Message atau pesan (3) Audience atau komunikan (4) Channel atau media (5) Feedback atau umpan-balik/efek. Adapun fungsi dari komunikasi adalah : Untuk memberi informasi, Untuk menghibur, Untuk mendidik dan, Membentuk opini public.
B. Dimensi-Dimensi Komunikasi
Selain pengertianya, dalam komunikasi juga terdapat beberapa dimensi yang perlu diperhatikan. Adapun dimensi tersebut adalah sebagai berikut: Komunikasi Sebagai Proses, yaitu komunikasi sebagai suatu kegiatan yang secara kontinyu dan dinamis tetap dilaksanakan sampai pesan-pesan tersebut dapat diterima komunikan dengan baik. Komunikasi Sebagai Simbolik, yaitu proses komunikasi yg dilaksanakan dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang sebagai kreasi manusia, karena adanya perbedaan budaya dan bahasa. Komunikasi Sebagai Aksi, karena hampir tidak mungkin proses komunikasi berlangsung tanpa aksi. Bahkan gerakan dalam bentuk diam juga merupakan suatu aksi, dan dimaknai oleh orang lain. Komunikasi Sebagai Suatu Sistem, yaitu sebagai suatu aktivitas yang saling berkaitan , mulai dari proses kreasi pesan, saling ketergantungan dengan komunikan, berurutan, pengontrolan diri, adaptif dan memiliki tujuan. Komunikasi Sebagai Multidimensional, yaitu terdiri dari “dimensi isi” (content dimension) dan “dimensi hubungan (relation dimension). Keduanya tidak dapat terpisah dan saling keterkaitan. Karena menyatu dalam suatu tindakan komunikasi. Dimensi isi berupa kata, bahasa dan informasi yg dibawa oleh pesan, sedangkan dimensi hubungan, menunjukkan terjadinya interaksi antar elemen atau unsur-unsur komunikasi yg ada.
C. Ilmu Komunikasi Politik Di Indonesia
Setelah fase kemerdekaan, ilmu komunikasi politik mulai dikembangkan pemerintah, karena dianggap penting guna menyampaikan berbagai kebijakan negara dan menampung berbagai aspirasi masyarakat. Ilmu ini kemudian dimasukkan dalam kurikulum ilmu sosial agar dapat dipelajari. Baik dalam kajian ilmu komunikasi maupun dalam kajian ilmu politik. Mahasiswa bukanlah satu-satunya kelompok yang tertarik dengan komunikasi politik. Para komunikator politik yang terlibat dalam konteks disiplin ilmu ini dibagi menjadi 3 yaitu : politisi (parpol), Profesional (peneliti), dan aktivis (LSM dan pengamat). Untuk itu dibutuhkan buku-buku/teori komunikasi politik sebagai referensi untuk memahaminya, karena fenomena politik yang dilihat, didengar belum tentu dapat dipahami.
Ruang lingkup komunikasi dapat dilihat sebagaimana ikhtisar yang dibuat oleh Harold D.Lasswell yaitu : “ who says what in which channel to whom with what effect “ yang memberikan gambaran tentang proses komunikasi dengan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sbb : siapa (who), mengatakan apa (says what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what effect). Pembahasan unsur “Who” cenderung membahas tentang komunikator atau pemrakarsa komunikasi, sedangkan “says what” berkaitan dengan analisa pesan, “in which channel” berhubungan dengan pemanfaatan media, “to whom” berhubungan dengan khalayak/sasaran/destinasi dan “with what effect” mengarah pada efek atau pengaruh yang muncul. Ikhtisar Lasswell tersebut mencakup bentuk, sifat, metode, teknik, fungsi, tujuan, model, lapangan dan sistem dari komunikasi tersebut. Plato dan Aristoteles ( masa Yunani Purba) melihat bahwa kata Politik berasal dari kata Latin Yunani purba yaitu “polis” adalah organisasi yang bertujuan memberikan kepada warga negaranya “kehidupan yang baik” (Isywara, Pengantar Ilmu Politik, 1980:2). Jadi Polis menjamin bagi kehidupan yang baik bagi warga negaranya, dan polis itu juga perlu dipertahankan demi kehidupan yang baik itu pula. Sehubungan hal tersebut, maka masalah politik menjadi masalah bersama warganegara dan menjadi tanggungjawab bersama pula untuk dapat memecahkannya.
D. Dimensi Politik
Politik Sebagai Studi Kelembagaan (Institusi): Politik sebagai studi kelembagaan, obyeknya adalah negara. Negara adalah lembaga yg dibentuk rakyat dan memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan antar masyarakat dan menertibkannya. Politik Sebagai Studi , Kekuasaan (Power): Hakekat politik adalah “kekuasaan” oleh negara yg mengatur kehidupan masyarakat agar bisa tunduk dan taat pada aturan yg dibuat negara. Tanpa kekuasaan mustahil negara dapat mengatur kehidupan tersebut. Politik Sebagai Studi Kebijakan Publik: Sebuah kebijakan harus didahului pengambilan keputusan. Keputusan yg diambil haruslah mencerminkan keinginan orang banyak (representasi publik) bukan keinginan pribadi pemimpin (Cangara, 2011 : 25).
E. Pengertian Komunikasi Politik
Menurut Fagen (1996) , Komunikasi politik adalah segala komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik, antara sistem tersebut dengan lingkungannya. Cakupannya meliputi studi mengenai jaringan komunikasi (organisasi, kelompok, media massa dan saluran-saluran khusus) dan determinan sosial ekonomi dari pola-pola komunikasi yang ada pada sistem itu (Fagen, RR & Fuch, 1996, Politics and communication). Cakupan atau unsur-unsur komunikasi politik terdiri dari : (1)komunikator politik, (2)pesan politik, (3)persuasi politik, (4)media komunikasi politik, (5)khalayak komunikasi politik dan (6)akibat-akibat komunikasi politik ( Nimmo vii).
Jadi yang membedakan komunikasi secara umum dengan komunikasi politik adalah muatan pesannya. Pada Kompol bermuatan politik, meskipun kadang-kadang agak susah membedakan yang mana pesan yang tidak bernuansa politik. Karena pesan-pesan politik juga bersifat multidimensional ?. Umumnya Komunikasi politik berhubungan dengan kampanye politik dan pemilihan umum dan berbagai hal yang menyertai prosesnya termasuk perilaku dan sikap dari orang-orang yang terlibat dalam suatu partai serta sarana/prasarana yang dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini menunjukkan pokok bahasan yang sangat luas.
Kom/kompol dapat dilihat sebagai ilmu dan seni. Sebagai ilmu, karena dapat dipelajari dan di praktekkan secara ilmiah dengan syarat-syaratnya yaitu harus obyektif, metodik (memiliki metode), sistematik (berurutan), rasional (masuk akal) dan bersifat universal (berlaku umum). Sebagai seni, karena dalam proses penyampaian pesan tersebut dibutuhkan “seni” penyampaian berupa pengalaman dan bakat, agar khalayak dapat dengan mudah menerima dan mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator. Selain sebagai ilmu dan seni, komunikasi juga dapat menjanjikan lapangan kerja sebagai sumber mata pencaharian seperti jurnalistik, public relation, penulis, penyiar, dosen, artis, periklanan, riset, penerangan, manajer kampanye dsb.
Sejarah perkembangan ilmu komunikasi politik, salah satunya adalah munculnya karya Walter Lipmann yaitu “public Opinion” pada tahun 1922. Munculnya karya ini membuat penasaran para jurnalistik, politikus, pencari publisitas, ilmuwan sosial dan juga para peneliti disiplin pengetahuan lainnya. Hal ini disebabkan karena ternyata di dalam kehidupan kita “politik” merupakan kebutuhan fundamental umat manusia. Sehingga ilmu politik dianggap sebagai “master of science”. Kompol membahas banyak aspek, seperti opini publik, peran TV dalam pemilihan umum atau pilkada, kampanye calon, hubungan pemerintah dengan pers, linguistik politik, pengaruh komunikasi massa dan sebagainya.
Komunikasi politik juga terus berkembang, seperti opini publik, media massa dan politik, partisipasi politik, politik dan pers, persuasi politik, opini publik dan media-massa dan sebagainya. Buku opini publik, umumnya banyak menekankan peran keluarga, kelompok dan partai politik dalam membentuk opini. Seringkali teknik, saluran dan media komunikasi agak terabaikan, seakan-akan hanya memperkuat dan bukan mengubah pandangan politik ?. Pengetahuan ini akan semakin berkembang jika kemudian terjadi perpaduan yang sifatnya interdisipliner.
F. Komunikasi Politik dan Opini Publik
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar pertanyaan-pertanyaan yang butuh jawaban seperti mengapa, anda ingin apa, mengapa anda percaya itu, mengapa anda harus bertindak dan sebagainya. Yang ingin tahu jawaban itu bisa orang tua, rekan sejawat, musuh kita, guru dan sebagainya. Pertanyaan ini juga muncul sudah sejak zaman dulu, mulai dari buaian sampai manusia wafat. Pertanyaan itu kadang bersahabat, kadang mempermalukan dan tidak sopan serta mengintimidasi. Mengapa manusia melakukan hal itu, dan berperilaku seperti itu ? Meskipun ada nilai-nilai yang bersifat universal bagi manusia yang bisa dipegang dalam berkomunikasi dan akhirnya orang mengambil makna, bersikap dan berperilaku.
Jawaban yang diterima dalam proses komunikasi juga bisa beranekaragam dan sangat tergantung pada kondisi dan kejiwaan masing-masing individu manusia, karena hal tersebut bisa dipengaruhi faktor internal maupun eksternal masing-masing manusia dalam berinteraksi dan menjalin hubungan dengan manusia lain atau lingkungannya. Kita banyak belajar berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita sebenarnya adalah siswa atau mahasiswa dalam kehidupan tersebut. Tindakan apapun yang dilakukan manusia meskipun tanpa berbicara memiliki nilai “pesan” ketika ada manusia lain disekitarnya. Ada 3 interpretasi umum dari para ilmuwan perilaku (behavioral) bagi kegiatan manusia :
1. Dugaan bahwa di dalam diri kita masing- masing ada sesuatu yang menentukan perbuatan kita dalam setiap situasi. “Perilaku” kita terdiri atas “aksi diri” yang dipandang dengan kekuatan sendiri, Yang terdiri dari motif sadar dan tidak sadar, sikap, dorongan, rangsangan, kapasitas dan lain-lain. Sumber-sumber kekuatan ini tersembunyi. Para peneliti menghubungkannya sebagian kecil dengan faktor “keturunan”, faktor “pengalaman” dan faktor “manusiawi” yang ada dalam diri setiap manusia. Yang paling penting adalah kita harus menandai perilaku dan perbuatan seseorang itu dengan mengidentifikasinya melalui faktor-faktor utama yang terdapat dalam diri mereka. Misalnya seseorang tidak mau berinteraksi dengan orang lain karena sifatnya pemalu, orang memberikan suara pada pemilu karena ia konservatif. Kesemuanya bisa terbentuk dan berawal dari lingkungan keluarga dan sekitarnya. Tindakan politik seseorang akan berdampak pada proses politik.
2. Dengan melihat bahwa perilaku manusia ada di luar kekuatan diri manusia tersebut (di luar individu). Umumnya dipengaruhi oleh faktor kedudukan sosial ekonomi seperti pendidikan, kedudukan kelas, jabatan/pekerjaan, peran sosial, tuntutan kelompok, ketentuan, budaya, kebiasaan masyarakat dan hukum. Rangsangan faktor-faktor ini bisa berakibat pada “sikap dan perilaku” seseorang. Para filosof menamakan ini sebagai hubungan “Interaksi sebab-akibat”. Meskipun demikian menurut sosiolog Herbert Blumer orang akan cenderung mengabaikan hal tersebut dengan tetap memprioritaskan makna sesuatu bagi mereka.
3. Timbul karena makna yang diberikan orang kepada hal-hal yang sifatnya fisik, sosial dan abstrak, serta transaksional yang dimiliki orang dengan sesamanya. makna tidak muncul mendahului hubungan dengan orang lain, sehingga proses transaksional bisa berlangsung dan terjadi karena kepentingan individu/pribadi maupun kelompok. Misalnya, transaksi antara legeslatif dengan eksekutif, transsaksi dalam proses pilkada dsb.
Dari ketiga interpretasi perilaku manusia (aksi diri, interaksi dan transaksi) tersebut, tidak ada satupun yang terbaik, masing-masing punya kekurangan. Sehingga ketiganya tetap dapat digunakan untuk menemukan penyebab seseorang berperilaku. Dalam kondisi bagaimana orang memperhitungkan keadaan internal atau eksternal dalam berkomunikasi tentang politik dan merumuskan opini publik. Untuk itu harus dilihat secara rinci hubungan antara komunikasi dan politik.
G. Opini Publik Dan Demokrasi
Opini publik adalah kumpulan pendapat orang mengenai hal ikhwal yang mempengaruhi atau menarik minat komunitas. Opini publik adalah opini pribadi orang-orang yang oleh pemerintah dianggap bijaksana untuk diindahkan (Nimmo, 2011. 10). Floyd H.Allport melihat bahwa opini publik sebagai “suatu fiksi dan lorong buntu” yang mencakup beberapa kekeliruan :
1. opini publik yang beraneka ragam tersebut dianggap sebagai suatu “jiwa” atau suara rakyat tunggal.
2. Fiksi kedua kecenderungan mempersonifikasikan “publik” sebagai mahluk superorganik yang dapat merubah-ubah opininya.
3. Kekeliruan ketiga yaitu orang sering mengidentifikasi opini satu kelompok sebagai opini semua orang.
4. Ungkapan-ungkapan parsial perseorangan dianggap sebagai pendapat keseluruhan publik.
5. Ragam pendapat tersebut sebagai sesuatu yang “ideasional” dengan cara yang tak tampak.
6. Opini publik sebagai hasil sampingan dari interaksi diantara kelompok-kelompok. Sehingga bisa menyebabkan ketidak samaan pandangan dengan yang dinyatakan pimpinannya.
Menurut Allport sering terjadi kekeliruan Jurnalistik, dimana media massa sering tidak bisa membedakan antara “opini publik” dengan “penyajian opini oleh publik”. Proses komunikasi politik mengarah pada proses opini yaitu hubungan antara kepercayaan, nilai dan usul pribadi perseorangan dan kebijakan yg dibuat oleh pejabat pemerintah terpilih. Opini publik tidak terjadi secara langsung, namun merupakan reaksi berantai yg berkesinambungan secara layak.
Komentar
Posting Komentar